Alat pernapasan burung adalah paru-paru (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil dibandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru burung terbentuk oleh bronkus primer, bronkus skunder, dan pembuluh bronkiolus. Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus skunder anterior dan posterior, yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus. Paru-paru burung memiliki kurang lebih 1000 buah parabronkus yang garis tengahnya kurang lebih 0,5mm. Sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus, dan daerah leher.
Berturut-turut dari luar, alat pernapasan burung adalah sebagai berikut :
1. Lubang hidung
2. Celah tekak pada dasar faring, berhubungan dengan trakea.
3. Trakea, berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
4. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu terdapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
5. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
6. Bronkus (cabang trakea), terletak antara siring dan paru-paru.
7. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Mekanisme Pernapasan Burung
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah.
Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantaraan bronkus rekurens, selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, mencegah hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam cara, yaitu pada waktu terbang dan tidak terbang.
Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak ke muka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantong udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien daripada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantong udara di ketiak. Caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara di dalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak O2. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15 sampai 20 kali permenit.